Viral pengakuan wanita yang wajahnya jadi jerawatan setelah mengikuti rutinitas perawatan kulit dari influencer. Kasus yang makin banyak ini membuat dokter memberikan peringatan. Apa pesannya?
Seorang TikTokker bernama Hannah Chan mengungkapkan bahwa ia menghabiskan hampir $2.500 atau sekitar Rp 40 juta untuk produk yang ia oleskan ke kulitnya. Dia rela menghabiskan hingga ribuan dollar dalam upaya membuat kulitnya bercahaya seperti para selebriti dan influencer yang ia idolakan.
Featured product: Holly Green Soap
Sabun potasium yang mengandung minyak kelapa dan antiseptik. Sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit dan melindunginya dari penyakit. Sangat berkhasiat untuk menghilangkan rasa gatal, mengurangi lecet dan iritasi serta mencegah timbulnya jerawat.
Ciri-ciri Skincare Tidak Cocok
“Jika Anda mencoba mengikuti setiap tren untuk memperbaiki kulit, Anda justru akan memperburuk masalah dasarnya – orang perlu menyadari bahwa less is more (lebih sedikit lebih baik),” kata Dr. Sharma.
Dr. Sharma mencatat bahwa masalah umum lainnya adalah orang menggunakan produk terlalu sering atau terlalu kuat untuk kulit mereka. Perawatan wajah yang salah ini tentunya bisa membuat kulit rusak.
“Saya selalu memberi tahu pasien untuk menganggap kulit seperti selembar kain. Jika kamu terus mencucinya secara berlebihan atau menggunakan terlalu banyak produk keras, kamu benar-benar bisa merusaknya,” ucapnya.
Bahaya memakai Skincare Berlapis-lapis Terlalu Dini
Dokter kulit lainnya, Dr. Harold Lancer mengungkapkan keprihatiannya karena kini banyak remaja yang mencoba skincare dengan bahan-bahan kimian terlalu kuat ini. Dia pun meminta pata orangtua lebih waspada pada perawatan kulit anak remaja mereka.
“Kulit adalah organ terbesar dan paling kompleks, dan jika produk yang salah digunakan, diperkenalkan terlalu dini, atau tidak sesuai dengan jenis kulitnya, kamu bisa mengalami lebih banyak masalah daripada sebelumnya,” ujar dermatolog selebriti Dr. Harold Lancer kepada The Post.
Dr. Andy Franklyn-Miller menambahkan memulai skincare routine dengan banyak langkah dan produk pada usia terlalu dini dapat mengganggu proses alami siklus kulit dan menyebabkan kerusakan dini.
“Perubahan kulit terjadi pada usia, iklim, dan jenis kulit yang berbeda. Namun biasanya, kulit muda lebih cepat beregenerasi dan lebih rentan terhadap minyak berlebih serta perubahan hormonal,” jelas Dr. Andy Franklyn-Miller, kepala petugas medis dan inovasi di Nuritas, kepada The Post.
Ketiga dokter kulit dan kecantikan di atas berpesan anak-anak dan remaja harus berhati-hati dengan produk keras seperti asam kimia yang tinggi, eksfolian, dan retinol, kecuali diresepkan oleh profesional medis. Skincare routine yang lebih intensif dan mahal dapat dimulai pada masa pra-remaja atau ketika masalah seperti noda mulai muncul, asalkan dilakukan dengan aman.
“Kuncinya adalah menggunakan bahan dan produk yang tepat serta memulai dengan rutinitas sederhana yang tidak akan membebani kulit yang masih halus atau berubah,” ujar Dr. Lancer.